Sajak Kebisuan
aku mengakar dalam keheningan,
tanganku mulai menggali,
tumpukan tanah tak pasti,
tanganku terus mengeruk,
hingga jemari-jemari ku tumpul,
berlapis lumpur,
angin malam pun bertanya,
mengapa dan untuk apa,
tapi,
melutku dibungkam kebisuan,
tanganku tak bisa menceritakan,
sesungguhnya,
aku hanya ingin mengubur,
ingatan dan kebisuan,
memendam beribu kenangan,
karna aku di kurung dalam penjara kebisuan,
sajak ini untuk Tuhan,
semoga mendengarkan.
0 Response to "Sajak Kebisuan"
Post a Comment