Kampung kumuh Angke


              Kampung Kumuh Angke

selempang alas kaki berserakan,
membentuk barisan kemiskinan,
kumuh licin bau seperti selokan,
menyengat sampai paru paru,
celana dalam gelayutan tak punya malu,
dari putung rokok hingga pembalut,
membingkai kamarku,
biarlah tak apalah,
kopi bercampur debu,
asalkan aku bisa hidup bersama sajak sajak ku.

0 Response to "Kampung kumuh Angke"

Post a Comment